Jalur Kereta Api di sekitar Kota Jakarta NIS/BOS/SS/NITM/BETM/BVM/KAI (1869 - Sekarang)

Sejarah perkeretaapian di Jakarta dimulai pada tanggal 15 Oktober 1869, dimana pada tanggal tersebut, Jalur Kereta yang menghubungkan Jakarta dan Bogor dimulai pembangunannya oleh NIS. Jalur yang pertama kali dibangun adalah Rute Kleine Boom/ Pasar ikan ke Koningsplein (Gambir) sepanjang 9,2 Km, melewati Stasiun Kleine Boom, Stasiun Batavia NIS/Batavia Noord (posisinya di samping utara Gedung BNI 46 sekarang), Halte Noordwijk (sekarang Stasiun Juanda), dan berakhir di Halte Koningsplein (sekarang Stasiun Gambir). Pembangunan kemudian dilanjutkan pada tahun 1872 dari Koningsplein ke Stasiun Jatinegera/Meester Cornelis NIS (sekarang menjadi Dipo Bukit Duri), melewati Halte Kebonsirih dan Pegangsaan. Pembangunan jalur NIS ke bogor ini baru diselesaikan pada tahun 1873 dimana jalur dari Meester Cornelis NIS berhasil disambungkan sampai Buitenzorg/Bogor melewati Halte Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pondok Cina, Depok, Citayam, Bojonggede, dan Cilebut. 

Perkembangan baru di Batavia dimana Pelabuhan yang tadinya di Muara Sunda Kelapa dipindahkan ke Tanjung Priok maka Jalur ke Tanjung Priuk pun dibangun pada Tahun 1877 melewati Kampung Bandan dan Ancol oleh StaatSporwegen (SS). 

NIS yang mendapat banyak keuntungan dari Jalur Batavia - Buitenzorg merangsang perusahaan lain untuk membuka jalur lain di Batavia, yaitu BOS (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij) yang membangun jalur dari Stasiun Batavia BEOS/Batavia Zuid (Stasiun Jakarta Kota sekarang) melintasi Halte Kemayoran, Pasar Senen, Meester Cornelis BOS (Stasiun Jatinegara sekarang), Klender, Bekasi sampai Kedunggede pada tahun 1887-1891. 

NIS dan BOS mengalami kesulitan dana yang menyebabkan mereka menjual pengelolaan jalur yang mereka kuasai kepada SS (diselesaikan tahun 1913), yang kemudian melanjutkan pembangunan ke arah timur hingga Karawang dan arah barat hingga ke Anyer (termasuk percabangan dari Stasiun Duri ke Tangerang). Akuisisi oleh SS ini membawa konsekuensi penutupan beberapa jalur yang dirasa tidak efektif, seperti dari arah Pasar Ikan, Selain itu juga dilakukan penyambungan jalur dan pemindahan jalur seperti rute awal BOS dari Cikini ke Tanah Abang (melewati Bunderan HI sekarang) dipindah ke selatan (jalur eksisting sekarang), pembangunan Stasiun sentral Manggarai, Jatinegara dan Gambir, penghapusan Stasiun Batavia Noord dan lain-lain. 

Pada tahun 1923 sebagian jalur mulai dilakukan elektrifikasi agar dapat dilalui Kereta api Listik, mulai dari jalur Tanjung Priok (seiiring pembangunan Stasiun Baru Tanjun Priok) - Jatinegara, dan diselesaikan untuk seluruh Jakarta pada Tahun 1927. 

Selain kereta jarak jauh (Spoorweg), di Kota Jakarta/Batavia juga dikembangkan jalur trem mulai Tahun 1869 yang pada awalnya ditarik menggunakan Kuda.  Trem kuda digantikan trem uap pada tahun 1881, Trem uap dioperasikan oleh Perusahaan NITM (Nederlandsch Indische Tramweg Maatschappij) dengan jalur operasi mulai dari  Kampung Melayu melewati Gambir, Matraman, dan berakhir di Kawasan Kota Tua sekarang. Selain trem uap, juga muncul Trem listrik pada Tahun 1899 yang dioperasikan oleh BETM (Batavia Electrische Tramweg Maatschappij) dengan jalur operasi mulai dari Kawasan Kota Tua (selatan Stasiun Jakarta Kota sekarang) ke arah timur melewati Kemayoran, kemudian berbelok ke selatan melintasi Pasar Senen, Kramat, berbelok ke Barat ke arah Gondangdia dan Menteng sekarang, kemudian memutar di Tanah Abang dan berakhir di Harmoni. NITM dan BETM kemudian bergabung menjadi perusahaan BVM (Baataviasche Veerker Maatschappij) pada Tahun 1930, dan jalur bekas NITM dielektrifikasi seluruhnya pada Tahun 1934.  Jalur trem ini kemudian ditutup di awal Tahun 1960 oleh Presiden Sukarno karena dianggap mengganggu lalu lintas. 

Perkembangan perkeretapian yang cukup berarti pasca kemerdekaan Indonesia antara lain, pembangunan jalur layang antara Manggarai sampai Jakarta Kota di tahun 1988 dan diselesaikan di Tahun 1992, Pembangunan jalur ini turut mengubah bentuk dan memindahkan beberapa Stasiun seperti Juanda, Gambir, Gondangdia, Cikini, Sawah Besar, dan mematikan beberapa Stasiun seperti Salemba dan Pegangsaan, serta menonaktifkan beberapa cabang seperti jalur Cabang Cikini - Salemba - Kramat. 




Sumber informasi :
1. https://www.facebook.com/groups/blusukan/files/
2. http://nasional.kompas.com/read/2010/04/26/09451787/Van.Kleine.Boom.Naar.Buitenzorg.Via.Meester.Cornelis.-3
3. http://www.infonitas.com/megapolitan/jejak-trem-di-jakarta/7486
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_Jakarta_Kota-Manggarai
5. http://heritage.kereta-api.co.id/?p=2889

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer