Mapping Techniques

Pemetaan Jalur Kereta api di Blog ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

A. Jalur Kereta dan Stasiun Aktif

1. Untuk Jalur kereta api dan stasiun aktif, sumber informasi utama adalah dari data spasial jaringan kereta api yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan RI dalam bentuk Map Services yang dapat diunduh datanya (format KML,JSON,SHP) di SINI.

2. Data ini kemudian di verifikasi dan dikoreksi di dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (ArcGIS Desktop, ArcGIS Pro, Quantum GIS, SasPlanet)  menggunakan data koordinat hasil tracking GPS (tipe navigasi dan mapping) di lapangan (naik kereta api atau kunjungan ke stasiun) atau dengan melihat posisinya dari layanan citra satelit online (google, Bing, Yahoo, Mapbox, Nokia HERE, dan lain-lain sejauh tersedia citra satelit resolusi tinggi di lokasi kajian). 


B. Jalur Kereta dan Stasiun Non Aktif

1. Untuk Jalur Kereta api dan Stasiun Non Aktif, sumber informasi utama adalah Peta Topografi Digital Jaman Kolonial Pemerintah Hindia Belanda yang tersedia di SINI dan Buku Jarak Antar Stasiun Versi Tahun 2004. LINK.  Selain informasi tersebut, informasi primer lain juga diperoleh dari Buku Jadwal Perjalanan Kereta Api Masa Hindia Belanda (Reisgids). Total publikasi Reisgids yang digunakan sebagai referensi antara lain Reisgids Tahun 1898, 1900, 1926, 1930, 1931, dan 1935. Publikasi Reisgids dapat diunduh dari situs INI

2. Proses pemetaan jalur kereta dilakukan secara On Screen Digitizing di software GIS . Mengingat Peta Topografi Belanda tidak dapat diunduh, makan basemap yang digunakan adalah Citra Satelit Online, kemudian digitasi dilakukan diatas citra satelit dengan mendasarkan kenampakan baik dari tapak/bekas railbed, jalan, pola permukiman, pola vegetasi yang nampak di citra (biasanya bekas jalur kereta menunjukkan pola yang spesifik) dan dijustifikasi dengan gambar jalur rel yang terlihat pada Peta Topografi dari Universitas Leiden. Kebetulan sebagian besar jalur non aktif (yang jaringan rel-nya sudah tidak ada) tapak-tapaknya masih terlihat jelas di citra. Adapun untuk jalur kereta tram yang bersisian dengan jalan raya, proses interpretasinya adalah dengan cara melihat asosiasinya dengan jalan (cara ini mungkin tidak terlalu presisi) karena kebanyakan jalur tram sudah terkena pelebaran jalan sehingga sulit dilihat tapaknya di citra satelit.  

3. Untuk stasiun non aktif yang bangunannya masih ada, posisi stasiun biasanya dapat diketahui dari Citra satelit online, sedangkan untuk stasiun non aktif yang bangunannya sudah hilang, posisinya dapat diperkirakan dari Peta Topografi Belanda ditambah informasi jarak antar stasiun dari Buku Jarak Antar Stasiun versi tahun 2004 yang dapat diunduh di SINI. Untuk postingan mulai tahun 2019 dan yang lebih baru, perkiraan lokasi stasiun yang bangunannya sudah tidak ada dilakukan menggunakan metode penentuan lokasi berbasis jarak Linear Referencing System, dengan acuan jarak yang didgunakan adalah jarak dari Buku Jarak Antar Stasiun. 

4. Hasil pemetaan jalur kereta dan lokasi stasiun diverifikasi dan dikoreksi melalui Survei Lapangan (Blusukan) menggunakan GPS atau mendasarkan pada informasi survei lapangan yang telah dilakukan rekan-rekan railfans di Grup FB INI dan publikasi blusukan jalur kereta yang ada di Internet. 





Komentar

Postingan Populer